BRAND AWARENESS
Brand awareness adalah kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian
dari kategori merek tertentu. Menurut East (1997),“Brand awareness is the recognition and recall of a brand and its differentiation from other
brands in the field”
Jadi brand awareness adalah kesadaran kepada konsumen dan calon konsumen untuk dapat mengenali atau meningat kembali suatu merek dengan perbedaaannya terhadap merek lain yang sejenis.
4 tingkatan brand awareness
yaitu:
- Unaware
of brand (tidak menyadari merek), Tingkat
paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari
akan adanya suatu merek.
- Brand
recognition (pengenalan merek), Tingkat
minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih
suatu merek pada saat melakukan pembelian.
- Brand
recall (pengingatan kembali terhadap merek), Pengingatan
kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan
merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini
diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari
tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek
tersebut.
- Top of mind (puncak pikiran), Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Ada 4 indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand
antara lain
- Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
- Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
- Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
- Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.
PERCEIVED QUALITY
Perceived Quality atau
Persepsi Kualitas memiliki beberapa pengertian dalam mendefinisikannya. Munurut
A. Aaker dalam Durianto, et. al (2004b, p.15) persepsi kualitas merupakan
persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau
jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya.
Dijelaskan oleh (Keller, 2003) perceived quality adalah sebuah penilaian global berdasarkan persepsi pelanggan atas apa inti dari kualitas produk dan seberapa baiknya penilaian terhadap merek. Akan lebih sulit untuk mencapai level satification dari Perceived quality bila perusahaan melakukan perbaikan dan penambahan fitur-fitur baru pada produk secara terus menerus karena hal itu membuat ekspetasi pelanggan akan naik terhadap kualitas produk.
Kemudian, menurut Simamora (2004, p. 114) perceived quality merupakan bagian dari persepsi yang menyoroti kualitas secara khusus. Tentunya, kualitas berdasarkan persepsi konsumen (perceived quality). Yang terpenting adalalah persepsi dimata konsumen. Maka dapat dilihat perceived quality merupakan persepsi konsumen akan kualitas produk lewat keseluruhan kualitas atau keuntungan yang ada pada produk merek tertentu.
BRAND ASSOCIATION
Brand Association adalah
sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini
tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada
suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau
penampakan untuk mengkomunikasikannya.
Tipe-Tipe Brand Association
Beberapa tipe asosiasi yang dimaksud adalah sebagai berikut
:
- Product
attributes (atribut produk), Mengasosiaskian
atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang
sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika
atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung dterjemahkan dalam
alasan pembelian suatu merek. Misalnya: apa yang tercermin dalam kata mobil
Mercedes pasti berbeda dari kata yang tercermin dalam kata mobil Suzuki.
- Intangibles
atributes (atribut tak berwujud), Suatu faktor
tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan
teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang
objektif.
- Customers
benefit (manfaat bagi pelanggan), Karena
sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan, maka biasanya
terdapat hubungan antara keduanya. Contoh : mobil mercedes sangat nyaman dan
aman dikendarai (suatu karakteristik produk) dan memberikan kepuasan mengemudi
pada pelanggan (suatu manfaat pelanggan). Manfaat pelanggan dapat dibagi dua
yaitu: rational benefit (manfaat rasional) dan psychological benefit (manfaat
psikologis). Manfaat rasional berkaitan dengan atribut dari produk yang dapat
menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat
psikologis sering kali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan
sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau
menggunakan merek tersebut. Misalnya dalam merek produk Intel Inside terdapat
manfaat prosesor komputer yang cepat.
- Relative
price (harga relatif), Evaluasi
terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan
posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
- Application (penggunaan), Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
- User/customer ( pengguna/pelanggan), Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. Misalnya: Dimension Kiddies dikaitkan dengan pemakainya adalah anak-anak.
- Celebrity/person
(orang terkenal/khalayak), Mengaitkan
orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat
yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.
- Life
style or personality( gaya hidup atau kepribadian), Asosiasi
sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para
pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup
yang hampir sama.
- Product class (kelas produk),Mengasosiasikan dengan sebuah merek menurut kelas produknya.10. Competitor (para pesaing),Mengetahui pesaing dan berusah untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.
BRAND LOYALTY
Merupakan ukuran kesetiaan
seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
-
Tingkat
loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak
tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian, merek
memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis
konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen
switcher atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam
melakukan pembelian).
-
Tingkat
kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan, atau
minimal tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi
ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama
apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli
tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
-
Tingkat
ketiga berisi orang-orang yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching
cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk
melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan
konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila melakukan
penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
-
Tingkat
keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut.
-
Pilihan
konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol,
rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi.
Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan
emosional dalam menyukai merek.
- Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar